Nilai tukar
rupiah awal pekan ini, Senin (2/12/2019), dibuka dibuka melemah 12 poin atau
0,09 persen di level Rp14.120 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,03
persen ke posisi 98,306.
Akhir pekan lalu
rupiah ditutup di zona merah akibat penguatan dolar AS sejalan pertumbuhan
ekonomi AS pada kuartal III/2019 yang lebih baik dari perkiraan.
Berdasarkan
data Bloomberg, pada penutupan
perdagangan Jumat (29/11), rupiah berada di level Rp14.108 per dolar AS setelah
melemah 0,113 persen. Sepanjang pekan lalu, rupiah telah terdepresiasi 0,1
persen.
Direktur PT
Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan
pertumbuhan AS sedikit meningkat pada kuartal ketiga tahun ini, berbeda
dengan indikator lain yang menunjukkan perlambatan dalam aktivitas global,
sehingga mendorong dolar AS untuk bergerak menguat dan melemahkan rupiah.
Selain itu,
rupiah juga terpapar sentimen negatif karena China akan melakukan tindakan
tegas setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani Rancangan Undang-Undang
(RUU) terkait dengan Hong Kong.
Untuk sentimen
dari dalam negeri, laju inflasi di Tanah Air pada Oktober 2019 diperkirakan
melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Inflasi sepanjang 2019 tampaknya
masih terkendali di kisaran 3 persen.
Baca juga Sosok ani idrus untuk wartawan indonesia
Ibrahim
memprediksi pada perdagangan awal pekan depan, Senin (3/12), rupiah masih
bergerak melemah di kisaran Rp14.095 per dolar AS hingga Rp14.120 per dolar AS.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert